Ingin Terbitkan Buku?

 Resume 10


Mengumpulkan tenaga untuk malam ini sangat lah luar biasa semangat dari biasanya. Selain semangat menulis, juga mengumpulkan semangat untuk pulang kampung, esok. Pencari nafkah sangat-sangat mencari sekali jadwal libur yang agak lama agar bisa menikmati suasana kampung dan bertemu orang tua serta keluarga. Moment langka yang dimanfaat untuk berkumpul. Sedari masa kuliah tahun 2014 sudah terbiasa jauh dari orang tua, biasanya pulang kampung cuma libur kuliah.

 2015-2016 juga merantau, ikut program pemerintah sebagai peserta SM-3T yang mendapat tempat tugas di Aceh Selatan, Seuneubok Alur buloh. Disana pun tidak juga pulang kampung saat moment lebaran tiba. Akhir tahun 2016 masa tugas selesai dan bisa pulang kampung bertemu orang tua. Februari 2017 pun sama, kembali merantau sebagai peserta PPG SM-3T yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang. Desember tahun 2017 mampu menyelesaikan studi PPG dengan membawa sertifikat. Kembali lagi ke kampung halaman. 

Pertengahan tahun 2018 kembali Allah beri rezeki bekerja di Bukittinggi yang jauh dari rumah yang beralamatkan di Kabupaten Pesisir selatan, dengan nama kecil Kayu Sebatang, Kecamatan Ranah Pesisir. Hari-hari tetap dijalani jauh dari orang tua. Meski saya anak perempuan paling kecil, orang tua tak pernah membatasi dan menghalangi langkah kemanapun pergi, hanya saja harus tau bagaimana menjaga diri.

Tahun 2019 kembali Allah beri rezeki berkesempatan bekerja secara sah sebagai pegawai pemerintah di Kota Padang. Masih jauh juga dari orang tua. Namun semua tetap disyukuri. Akan tetapi, ada keunikan tersendiri hidup nomaden di beberapa kota/daerah, karena punya pengalaman tertentu dalam menghadapi tantangan hidup. Bertemu berbagai jenis sikap/karakter orang. Bertemu berbagai masalah yang harus mampu dihadapi sendiri. Merasakan kekhasan suatu daerah. Bahkan, menemukan keluarga baru yang sama baiknya dengan keluarga sendiri. Seperti pepatah klasik di Minangkabau: kalau buyuang pai ka lapau balanak bali hiu bali, ikan panjang bali dahulu, kalau buyuang pai marantau dunsanak cari ibu dicari, induak samang cari dahulu. Makna pepatah ini adalah kalau seseorang pergi merantau cari ibu dan sanak famili di rantau, tetapi yang lebih penting adalah induk semang cari dahulu (bos). Biasanya induk semang ini adalah orang Minang juga yang lebih dulu merantau. Induk semang ini juga kerap jadi orangtuanya di rantau. Betapapun jauhnya rantau orang Minang, dan betapa pun kayanya di perantauan, namanya kampung halaman tetap diingat juga. Pepatah Minang mengatakan “satinggi tinggi tabang bangau, nan suruiknyo ka kubangan juo” . Artinya setinggi-tinggi terbang bangau, akan tetap kembali ke kubangan. Namun, jika orang Minang tidak berhasil di rantau, mereka tidak akan mau pulang ke kampung halamannya karena mereka harus sukses di rantau.

 Akan tetapi semua itu, gelisah dan susahnya bertahan jadi anak rantau akan hilang dengan kata "pulang kampung". Karena sejauh apapun anak pergi, sesungguhnya keluarga adalah sebaik-baik tempat kembali, tempat pulangmu setelah rumah adalah Ibu yang selalu menyambut kedatanganmu dengan senyum bahagia. 

Hari ini, kuselesaikan semua target dan kerjaan agar bisa menikmati libur Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tenang. Kembali menatap layar handphone, di sana sudah menunjukkan pukul 17. 46 WIB. Kembali gusar, karena sudah dari pukul 16.00 lampu mati dan batrai handphone mulai digaris merah. Tunggu dan semakin ditunggu akhirnya lampu ini menampakkan batang hidungnya pukul 21.30. Selama menunggu, terus berfikir bahwa pasti kelas menulis sudah dimulai. Aku pasti akan ketinggalan untuk yang kesekian kalinya dalam menyimak pemateri malam ini. Setelah kembali menatap layar handphone, benar adanya. Chatnya sudah puluhan memenuhi ruang diskusi malam ini.

Malam ini, sebagai narasumber adalah Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd, lahir di Jakarta, 30 Juni 1992 yang berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Beliau merupakan salah satu pemateri berbakat dalam menulis. Yang sudah malang melintang dalam dunia bloger sejak tahun 2009 ketika blog pertamanya www.praszetyawan.com.Beliau ternyata alumni PGSD satu jurusan denganku tapi beda almamater.

Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak seperti Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer, dan Majalah Hidup. Selain menulis di media cetak, tulisannya juga tertuang dalam berbagai media online dan karya buku. Beliau juga aktif dalam komunitas, salah satunya Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB), Gurusiana, PGRI Kecamatan Kemayoran, Blogger Jabodetabek, Blogger Energy, Warung Blogger, dan Bloggercrony. Beliau juga sebagai penanggungjawab pembuatan buku antologi. Wah keren sekali....

Awal mula beliau menulis sudah sejak ngeblog 2009, namun keinginan menulis buku baru muncul di akhir tahun 2013. Kepercayaan diri yang masih kurang, motivasi juga kurang tinggi sehingga buku beliau dapat terbit secara solo akhir januari 2020. Selamat Pak Brian

Sebuah karya yang pasti menjadi kebanggaan tersendiri ketika buku karya kita sudah terbit. Hal ini tentu tidak mudah dalam menjalani dan meraihnya. Kendala-kendala tertentu pastilah jadi penghalang tersendiri, namun sekaligus jadi motivasi tersendiri untuk terus berjuang mewujudkannya. Hal tersebut semakin memacu beliau menulis dengan ikut bergabung dengan grup pelatihan belajar menulis gelombang 4. Semangat menjadi berkali-kali lipat hingga menerbitkan buku solo pada Mei dan Juni 2020.
Buku ke-2, Mei 2020





 
Buku ke-3, Juni 2020

Pak Brian memaparkan bahwa sebaiknnya yang dilakukan saat akan menerbitkan buku adalah memahami betul ketentuan tiap penerbit dan memilih yang cocok dengan kita. Format naskah buku tidak ditentukan dari pelatihan belajar menulis, tapi menyesuaikan penerbit yang kita pilih. Karena bisa saja antar penerbit beda format settingannya. Beliau juga menawarkan jika para peserta kelak ingin menerbitkan buku dengan rekan beliau. Semua format cetak disesuaikan dengan aturan penerbit. Pak Brian juga memaparkan terkait ilmu mengedit bisa dimulai dari dua hal sederhana ala Pak Brian:
  • Paragraf jangan berisi terlalu banyak kalimat
  • Mulailah membiasakan membuat kalimat yang pendek-pendek. Kalimat panjang cenderung akan membingungkan
Ini salah satu jawaban yang sangat menarik sekali dari beliau, bahwa, "Apa saja bisa ditulis. Jangan ragu pada tulisan kita. Karena tulisan yang kita anggap biasa, bisa saja dianggap luar biasa bagi orang lain. Tidak perlu memikirkan bahwa menulis itu harus begini, harus begitu. Mulai aja dulu."

Pembelajaran malam ini sangat menarik sekali, bahwa sekarang ini menerbitkan buku semakin mudah. Tulisan apapun bisa diterbitkan. Kendalanya bagi secara pribadi adalah kemauan kita untuk mau, berbuat, dan berkarya. Tantangan terbesar agar terus mau belajar dan belajar dari orang-orang hebat dalam menulis salah satunya Pak Brian. Semoga bisa mengikuti jejak para senior untuk bisa menghasilkan buku pertama.  

Kalimat bahagia malam ini, "usaha tak akan mengkhianati hasil, semakin dilatih semakin terbiasa, semakin biasa semakin bisa, dan semakin bisa akan semakin mudah, dengan semakin mudah maka akan semakin terbuka jalan mencetak karya dalam bermain irama kata."

Sahabat bloger, buang khilafnya ambil ilmunya, semoga bermanfaat. 

Salam literasi

Komentar

  1. Resume yang lengkap, salam literasi dan tetap semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibuk. Salan literasi. Sama2 tto smngt ya buuu

      Hapus
  2. Tips yang luar biasa dari Pak Brian, dicantumkan di sini. Salah satunya paragraf jangan terlalu berisi banyak kalimat.

    Tapi, maaf, Bu, sekadar saran. Pada paragraf keempat, menurut saya panjang sekali. Itu bisa dipecah beberapa paragraf.

    Itu saja Bu. Salam sukses ya!

    BalasHapus
  3. Resumenya bagus dan lengkap....selamat berlibur di kampumg halaman dan tetap.semangat menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu. Selamat liburan juga.. salam literasi, tetap harus sama sama semangat😊

      Hapus
  4. Balasan
    1. Bahagianya, dikoment cakinin. Terima kasih pak

      Hapus
  5. Bagus bu ada cerita pembuka sebelum masuk isi resume. Saya juga apresiasi karena ibu bisa memilah poin-poin penting yang menurut ibu perlu dimasukkan ke resume. Jadi isi materi yang masuk dalam resume adalah yang memang paling mengena buat ibu.

    saya juga suka ada kalimat bahagia versi ibu sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak brian atas bimbingannya. Semoga bisa menyusul seperti keberhasilan bapak 😊

      Hapus
  6. Banyak kosakata baru dari Minang nih. Semangat bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak. Sekalian pak belajar bahasa minangnya 😃

      Hapus
  7. Mantaaap jd kenal juga dg kearifan lokal minang, tetao semangat bu...

    BalasHapus
  8. Sudah baca dan selalu hadir utk memberikan semangat :)

    BalasHapus
  9. bagus dan mantap ayo saling kunjung ditunggu yaa....

    BalasHapus
  10. Ya resume nya bagus. Dengan prolog yang mengena. Penulisan mengalir nyaman untuk dibaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pak. masih belajar pak. salam literasi

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reward untuk mencintai dunia menulis

Semakin dibagi semakin tak terbatas

Kisah Perjalanan yang Berkah