Poem #1
Sepenggal cerita pagi berbungkus dingin
Tak terlelap kau lewat denting 00.00
Dingin merayap menembus jendela berpapan tipis
Meraung dan menembus kulit menyentuh tulang yang tipis, bahkan hampir tak berdaging
Kukatakan padanya jangan menyerah pada merah yang menyala
Sedikit lagi kau hampir sampai
Tinggalkan ujung bukit pendakian yang menanjak itu
Bunuh saja rindu dipersimpangan
Tak ada yang mengkhawatirkanmu, selain emosi yang bergejolak yang harus kau redam
Bom waktu akan melenyapkan
Kau harus berdiri, merangkak, meraih, menyusun kepingan
Kebisingan pagi menyelesaikan
Aku terduduk dan memandang
Mungkinkah ini mimpi dan inikah jawaban?
Aku harus bagaimana?
Bukittinggi, 17/10-2016
Komentar
Posting Komentar