Rekam Jejak Nur Terbit

 

Resume 18


Jika ada yang sederhana, kenapa memilih jalan yang rumit? Jika hidup itu tentang perjuangan, jangan pernah berhenti berusaha. Jika kecewa/gagal itu menyakitkan, jangan pernah menangis. Jika kematian adalah sebuah kepastian, jangan habiskan hidupmu untuk hal-hal yang tidak pasti. Ya, kita butuh banyak persiapan untuk itu.

Serangkaian kalimat di atas merupakan segelintir saran dari saya untuk teman-teman yang curhat tentang masalah yang tengah mereka hadapi. Memang, memberi nasehat sangatlah gampang untuk orang lain, sedangkan untuk diri sendiri terkadang lalai. Praktek tak semudah bicara.

Malam ini, sebelum materi belajar menulis dimulai, saya sudah mendengar 2 curhat teman terkait masalah yang dihadapinya. Tidak mudah berada diposisi mereka. Namun, solusi terbaik dalam menghadapi sebuah masalah adalah selesaikan itu dengan cara yang sesederhana mungkin dan kebijakan/tindakan yang sesuai. Buat semuanya se-simple mungkin.

Setelah teman menutup telfonnya, dengan segera saya mencek segala notifikasi WAG belajar menulis terkait ilmu apa yang akan saya dapatkan malam ini. Tak tanggung-tanggung, narasumber luar biasa seorang wartawan yang sudah malang melintang di dunia jurnalis. Memiliki segudang pengalaman menulis, dan hebatnya sejak SD tulisannya sudah dimuat di Koran.

Biodata Penulis Nur Terbit

Anak Bugis-Makassar yang dilahirkan 10 Agustus 1960 ini namanya  Nur Aliem Halvaima, SH, MH. Nama pena dan media sosial adalah Nur Terbit. Anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan Haji Muhammad Bakri Puang Boko - Hajjah Sitti Maryam Puang Mene.

Tahun 2015 dia menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta". Sedang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syari'ah dan Hukum. Sementara Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar.

Rekam jejak awal mulai menulis Pak Nur

Pak nur mulai mencoba menulis sudah sewaktu SD. Ayah beliau kerja di P dan K (kini Kemendikbud) Kab Maros Sulsel. Ayah beliau bertanggungjawab membagikan buku inpres, berbagai jenis buku bacaan, pelajaran, dongeng, cerita petualangan. termasuk majalah anak-anak Si Kuncung ke sekolah-sekolah, terutama Dikdas, pendidikan dasar di daerah tersebut.

Dari sinilah Pak Nur terbiasa membaca buku-buku. Sampai ketahap berikutnya yaitu menulis. Di bangku SD itu pula, beliau mulai berani mengirim tulisan ke media, tepatnya di koran daerah tempat tinggal Pak Nur di Makassar seperti koran Pedoman Rakyat (PR), koran tertua di Makassar, bahkan se Indonesia Timur. Tulisan yang Pak Nur kirim seperti puisi anak, cerita anak, bahkan ngirim gambar di rubrik anak.

Setelah mengirim tulisan di koran dan dimuat, Pak Nur mulai tambah berani ikut lomba menulis. Bahkan, beberapa kali mewakili sekolah untuk lomba menulis antar sekolah dan beliau sering menang."Penyakit" suka menulis ini terus menjangkiti beliau hingga SLTP, SMA, hingga PGA (Pendidikan Guru Agama). Banyak hadiah yang beliau terima selama mengikuti lomba menulis, salah satunya hadiah kamus Indonesia-Inggris M Sadeli dan kaos HAi

Rekam jejak sebagai wartawan dan penulis

Pak Nur menjalani profesi wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah, berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) di Sulawesi Selatan. Tahun 1984 hijrah ke Jakarta bergabung di Harian Terbit (grup Poskota) jadi reporter kemudian redaktur. Selama kuliah, mulai pula belajar menulis opini, tulisan feature, laporan bersambung, sesekali cerpen percintaan atau tema keluarga. Tahun 2014 saat koran tempatnya bekerja "dijual", Pak Nur pensiun dini tapi tetap menulis dan jadi redaktur media online www.possore.com.

Pak Nur mulai focus menulis di blog, kompasiana, mengenal medsos (FB, Twitter, Instagram dan YouTube. Beliau juga mengkuti berbagai lomba nulis dan memenangkan beberapa hadiah, seperti laptop, kamera, handphone, flashdisk, atau voucher belanja.

Pengalaman jurnalis Nur sebagai pemegang kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers - PWI Pusat ini, antara lain : Wartawan/Editor Surat Kabar Harian Terbit (Pos Kota Grup) 1980-2014. Pemred Vonis Tipikor versi  majalah dan online 2014-2017. Pemred Corong versi majalah dan online 2019-2020. Pemred Telescope versi majalah dan online 2020. Redaktur Eksekutif Possore.com 2015 s/d Sekarang. Redaktur/Admin tamu sejumlah media online, majalah, tabloid 2014 s/d sekarang.

Prestasi menulis antara lain : Dua kali berturut-turut Juara Lomba Menulis Artikel Bertema Pramuka antar wartawan dan Umum Tingkat Nasional 2011 dan 2013, yang digelar Kwarnas Pramuka. Juara Lomba Menulis Pengalaman Mudik Asyik Republika Online. Juara di beberapa lomba menulis blog antara lain: Online Shop Kudo, Lomba Menulis Puisi Spontan Pedas, Lomba Blog Teacher Writing Camp IGI Bekasi, Smartphone Oppo, Dompet Duafa, Asuransi Raksa Online, Online Shop Shofie Martin, Restauran Bebek Kaleyo, BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Tokoh Populer, Suara Konsumen.

Pak Nur menerbitkan buku

Pak Nur sebagai blogger, beliau menulis di blog pribadi www.nurterbit.com, Kompasiana, Kumparan, Viva, Blogdetik (alm), PepNews, Tokoh Populer, Suara Konsumen, Risalah Misteri, Terbitkan Buku Gratis, bahkan aktif membuat konten video di channelnya YouTube.com/nurterbit. Tahun 2019 Nur meraih Juara Utama Lomba Video YouTube Asuransi Mobil Raksa Online.

Tulisan beliau akhirnya diramu menjadi karya yang luar biasa. Buku kumpulan tulisannya "Lika-Liku Kisah Wartawan" diterbitkan PWI Pusat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2020. Buku "Wartawan Bangkotan" adalah karya kedua Pak Nur mengenai dunia pers diterbitkan YPTD-nya Pak Thamrin dahlan, akan menyusul buku bacaan ringan : MATI KETAWA ALA NETIZEN.

Buku 1

 
Buku ke-2

Akan terbit Buku ke-3

Usaha untuk menjadi penulis harus dengan banyak membaca. Makna dengan membaca ala Pak Nur yaitu:

  1.  Memperkaya perbendaharaan kata
  2.  Belajar EYD
  3.  Menambah wawasan, terutama bagaimana format menulis: belajar nyusun paragraf, huruf sambung dan lain sebagainya.
  4. Mempelajari style (gaya) penulisan orang.

Kunci menulis ala Pak Nur

  1.  Menulis dengan kunci 3D. Tulislah yang D-ialami sendiri, yang D-isukai, yang D-ikuasai.
  2.  PDLS = Peka Dengan Lingkungan Sekitar (KEPO)
  3. TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang
  4.   TLMM = Terus Latihan Menulis di Media (Medsos)
  5.  TILM = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana kualitas tulisan kita

Berdasarkan uraian di atas, bahwa menjadi penulis tidak ada yang langsung instan. Semua butuh proses dari mentah menjadi matang. Mengikuti alur yang sesuai dengan jalur penulis. Mulai dari rajin membaca, pembiasaan menulis, serta mengikuti serangkaian kegiatan yang tergabung dalam komunitas menulis misalnya. Jadikan prosesnya sebagai pembiasaan.

Pak Nur menjadi sosok inspiratif yang meski di usia yang tak lagi muda, tetap mau mengikuti perkembangan zaman. Tetap aktif di sosmed, dimana seusia beliau sebagian besar tidak tau menggunakan teknologi canggi seperti hp atau computer, namun beliau tetap aktif dan menjadi mengikuti zaman milenial saat ini.

Sosok seperti inilah, sangat kaya akan pengalaman, yang karyanya pasti tak akan diragukan lagi. Karya yang akan memberikan sumbangsih bagi dunia jurnalis dan rekam jejaknya sebagai seorang penulis. Semoga semangat terus berkarya Pak Nur, semoga terlimpahkan semangat dan pengalamannya kepada penulis-penulis pemula, terutama inspirasi buat saya pribadi.

Sahabat bloger, semoga bermanfaat. Salam literasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reward untuk mencintai dunia menulis

Semakin dibagi semakin tak terbatas

Kisah Perjalanan yang Berkah